Selasa, 30 November 2010

Nabi Idris a.s.


Kisah Nabi Allah Idris a.s

Nabi Idris a.s. ialah salah seorang rasul dan nabi yang diturunkan oleh Allah s.w.t. untuk membimbing manusia ke jalan yang benar. Nabi Idris merupakan rasul kedua daripada 25 rasul yang wajid diketahui oleh umat Islam. Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam a.s. putera dari Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith. Menurut kitab tafsir 1000 tahun selepas Nabi Adam a.s wafat. Dikatakan bahwa asal mula nama Idris berasal dari kosa kata bahasa Arab, "darasa" yang memiliki arti belajar. Ia dinamakan demikian karena ia banyak sekali mempelajari ilmu, disamping juga ia bekerja sebagai penjahit dan ia dianggap sebagai penemu tulisan dan alat tulisnya. Akan tetapi menurut Az-Zamakhsyari menyatakan bahwa kata Idris bukan nama yang berasal dari Arab.

Nabi Idris dianugerahkan kepandaian di dalam berbagai disiplin ilmu kemahiran serta mencipta peralatan yang digunakan manusia sekarang ini seperti penulisan, matematik, astronomi, dan lain-lain lagi. Menurut sebuah kisah, terdapat satu masa di mana kebanyakan manusia telah melupakan tuhan, dan bumi telah dihukum dengan kemarau. Walaubagaimanapun, Nabi Idris a.s. telah berdoa ke hadrat Allah s.w.t. dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan turunnya hujan.
Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri dari seksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun.

Menurut sebuah buku The Prophet of God Enoch: Nabiyullah Idris, Idris ialah nama Arab bagi Enoch. Beliau dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia yang dipilih oleh Allah s.w.t. sehingga beliau diangkat ke langit. Satu kepercayaan yang tidak dipastikan kesahihannya mengatakan bahawa piramid telah dibina sebagai merujuk kepada Nabi Idris a.s., kerana di kawasan itulah di mana beliau diangkat ke langit.

Penjelasan Qur'an dan Hadits

Qur'an

Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur'an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung didalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya' (Nabi-nabi).

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Qur'an 19:56-57)

Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh." (Qur'an 21:85-86)

Hadits

Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga selama Mi'raj.
  • Diriwayatkan dari Abbas bin Malik: ... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku). 'Ini adalah Idris; berilah dia salammu.' Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. 'Selamat datang, wahai saudaraku yang alim dan nabi yang saleh.; ... Sahih Bukhari 5:58:227
Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini:
  • Ibnu Abbas berkata, "Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala." (dari al-Hakim)

Nasihat dan Pengajaran

Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah : ~
  1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kepada kemenangan.
  2. Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat daripada Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
  3. Apabila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu.
  4. Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
  5. Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan pujian kepada Allah.
  6. Janganlah iri hati kepada orang-orang yang bernasib baik , kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati nasib baiknya.
  7. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
  8. Tanpa membahagi-bahagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.
Firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat martabatnya. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat Wallahu a'alam bissawab.

Sumber : Wikipedia

Senin, 29 November 2010

Wanita Akhir Zaman







Aku yang hidup di zaman pemerintahan Soeharto hingga lengsernya lalu meninggalnya

Aku yang hidup dimana Michael Jackson hidup, menjadi the king of pop, dan meninggalnya karena overdosis, lalu menjadi legenda di hati dunia (katanya... )

Aku yang hidup di era Backstreet Boys muncul, menjadi boyband papan atas, dari Nick Carter berambut belah tengah sampai berambut cepak, hingga akhirnya mereka tenggelam tanpa berita

Aku yang hidup ketika wanita mengidolakan kebebasan dan kesetaraan gender, berslogan " girl power" layaknya Spice Girl.. Hingga dipertanyakan apa makna itu semua? Ketika kenyataannya wanita tetap direndahkan dengan kesetaraan yang tak berprinsip tersebut

Aku yang hidup dizaman ketika ada para wanita muslim berpakaian, namun telanjang, berwangi-wangian, dan berkelakuan layaknya laki-laki, menyambung rambutnya tanpa perduli agama. Malah makin bangga apabila semakin "nakal"

Aku yang hidup dizaman ketika " zina " mulai dihalalkan dengan kata "pacaran", dan banyaknya pasangan yang lebih senang bermain - main dengan itu dari pada menikah dengan jalan halal

Aku yang hidup ketika " musik dan nyanyian" merajai semua kaum dan golongan, tanpa mengenal batasan, hingga tak dapat dibedakan lagi mana yg muslim atau bukan. Dan lebih konyolnya, istri ustadz ( yg dianggap panutan ) malah kebablasan ikutan membuat album dengan alasan dakwah.. Ironis

Aku yang hidup ketika wanita menyukai wanita, laki - laki menyukai laki - laki dengan alasan kebebasan individu..

Aku yang hidup di zaman ketika agama menjadi asing, dan orang - orang beragama menjadi terasing, dan ditertawakan beramai - ramai...

Aku yang hidup dizaman ketika anak - anak lebih mengidolakan penyanyi ataupun aktor ketimbang sahabat - sahabat nabi dan Rasulullah saw

Inilah aku wanita akhir zaman, yg berdiri tegak, melawan arus, berusaha tersenyum, dan berkomitmen untuk agamaku karena inilah aku muslimah akhir zaman

Dengan hanya mengharapkan ridha-Nya dan Cinta-nya, ditertawakan pun aku tak prduli, dihina pun aku tak hiraukan, dikucilkan pun aku tak takut, karena aku berdiri diatas kebenaran

Inilah aku wanita akhir zaman, ketika kau menutup seluruh auratmu secara sempurna, untuk meninggikan derajatmu, justru kau dibilang "kampungan". Tp perduli apa.. Toh bukan mereka tim penilaimu..

Inilah aku wanita akhir zaman, yg berusaha keras untuk ttp istiqomah wlpn hanya dlm gol minoritas..

Inilah aku wanita akhir zaman, bertahan dengan sabar dan lebih berhati - hati dari bayaknya "fitnah" yang mulai bias dengan "kebiasaan" saat ini

Inilah aku wanita akhir zaman, yang berharap menjalankan sunnah dengan benar,a gar bisa menyelamatkan diri dan keluarga, menjadi harta dunia bagi suaminya dengan menjadi wanita yang sholeha, menjadi ibu yang baik bagi anak - anaknya, jihad di jalan Allah dan insya Allah dapat berkumpul kembali degan mereka di surga Allah swt, dan bersama - sama bertemu dengan Nya.. Aminnnn...

Semoga artikel ini dapat memberikan hikmah & perubahan bagi kita semua amin..



Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6039859

Minggu, 28 November 2010

Kisah Nabi Adam a.s



Nabi Adam A.S. merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya menjadi nabi yang pertama. Baginda diutuskan kepada anak cucunya agar menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Maka di antara mereka ada yang taat dan ada pula yang enggan. Nabi Adam A.S. pada mulanya ditempatkan di syurga tetapi telah diturunkan ke bumi bersama isterinya, Hawa kerana mengingkari perintah Allah.

 

Ringkasan Riwayat Hidup

Setelah Allah s.w.t. menciptakan bumi, langit, malaikat-malaikatnya; Allah mahu mencipta pula sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi serta memeliharanya. Para malaikat ketika dikhabarkan oleh Allah akan kehendak-Nya menciptakan makhluk itu, mereka risau sekiranya kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu akan menyebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau kerana pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disedari. Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:
"Wahai Tuhan kami! Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-henti, sedangkan makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, nescaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh kerana berebut untuk menguasai kekayaan alam yang terlihat di atasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga akan terjadilah kerosakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."
Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku. Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepadanya, maka bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, kerana Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya." [Al-Baqarah 2:30]
Kemudian, diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang berbentuk. Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna:

 

Kesombongan Iblis

 

Ketika semua makhluk syurga sujud kepada keagungan Allah itu, Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah kerana merasa dirinya lebih mulia, lebih utama dan lebih agung dari Adam. Demikian halnya adalah disebabkan Iblis diciptakan dari unsur api sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan dengan asal-usulnya menjadikannya sombong dan tidak layak untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain, walaupun telah diperintah oleh Allah. Disebabkan oleh kesombongan, kebongkakan dan keengganan melakukan sujud yang diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusirnya dari syurga dan mengeluarkannya daripada barisan malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat. Di samping itu, dia telah dijamin sebagai penghuni neraka. Iblis dengan sombongnya menerima hukuman Tuhan itu dan dia hanya bermohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal sehingga hari kemusnahan alam. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, dia sebaliknya mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai punca terusirnya dia dari syurga, dan akan datang kepada anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan mengikutinya menempuh jalan yang sesat. Kemudian, Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu sambil melaknatnya. Allah berkata bahawa Iblis tidak akan berjaya menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

 

Pengetahuan Adam Mengenai Nama - Nama Benda

 

Allah hendak menghilangkan pandangan serong para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkan kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian ditunjukkan benda-benda itu di hadapan para malaikat lalu mencabar malaikat menyebut nama itu untuk kalahkan Adam. Para malaikat tidak berdaya menyahut cabaran Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengaku ketidaktahuaan mereka dengan mengatakan yang mereka tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajarkan mereka. Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahu nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahawa Dia sahaja yang mengetahui rahsia langit dan bumi serta mengetahui apa yang zahir dan tersembunyi.

 

Adam Menghuni Syurga

 

Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunannya. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri pada waktu baginda masih tidur sehingga ketika baginda terjaga, baginda melihat Hawa sudah berada di sisinya. Lalu baginda disoal oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?" Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi. Adam menjawab:"Untuk mendampingiku, memberi kebahagian kepadaku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah." Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga, rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan nafsumu. Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya. Akan tetapi janganlah engkau makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim. Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha memujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmati ini."

 

Iblis Mulai Bertindak

 

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Allah dari Syurga akibat keengganannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan hasad dengki terhadap Adam yang menjadi penyebab sehinggakan dia dikutuk dan dilaknat selama-lamanya serta tersingkir dari singgahsana kebesarannya. Iblis mula menunjukkan rancangan untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia. Dia menyatakan kepada mereka bahawa dia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka. Pelbagai cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa dia betul-betul jujur dalam nasihat dan memberi petunjuk kepada mereka. Dia membisikkan kepada mereka bahawa larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjukkan itu adalah kerana dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal. Diulang-ulangi lpujukkan itu dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang itu dan indah nian bentuk buahnya serta lazat rasanya. Akhirnya termakanlah pujuk rayu yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan melanggari larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud:
"Tidakkah Aku mencegah kamu daripada mendekati pohon itu dan memakan buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."

Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah mereka bahawa mereka telah melanggari perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan serta dosa besar. Maka mereka menyesal dan berkatalah mereka :
"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiayai diri kami sendiri dan telah melanggari perintah-Mu kerana terikut pujukan Iblis. Ampunilah dosa kami kerana nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."

 

Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi

 

Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampunkan perbuatan yang mereka telah lakukan. Hal ini demikian telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian mereka terhadap peringatan Tuhan mengenai Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa pujukan dan rayunya yang manis namun beracun itu. Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar tidak mengulangi pelanggaran yang telah dilakukan serta menimbulkan murka seta teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan pujukan Iblis yang dilaknat itu. Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar kerana perbuatan mereka melanggar perintah Allah, hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya. Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk diterokaiya, akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu. Berfirmanlah Allah kepada mereka : "Turunlah kamu ke bumi sebahagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disana sampai waktu yang telah ditentukan."
Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat serta tabiat mereka yang berbeza-beza serta warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia akan hidup berkelompok dan menjadi suku-suku serta bangsa-bangsa yang mana selah satu akan menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh, aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga Allah mengutuskan nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya untuk memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus dan penuh damai , kasih sayang di antara sesama manusia untuk menuju jalan yang diredhai-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Kisah Adam Dalam Al-Quran

Al-Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al-Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al-A'raaf ayat 11 sehingga 25.

 

Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam

 

Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oleh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehinggakan mereka seakan-akan keberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan makhluk lain daripada mereka yang sudah taat, rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagung- agungkankan nama-Nya.
Bahawasanya manusia walaupun telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental mereka tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf. Seperti mana yang telah terjadi pada diri Nabi Adam walaupun baginda telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu. Baginda telah lupa dan mengingkari perintah Allah kepadanya mengenai pohon terlarang itu dan mengenai Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah. Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidakkah sepatutnya mereka berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan mereka sedar akan kesilapan dan bertaubat serta tidak akan mengulanginya . Rahmat Allah dan maghfirah-Nya dapat mencakupi segala dosa yang dilakukan oleh hamba-Nya kecuali syirik sekalipun dosa besar asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan bongkak selalu membawa kepada kerugian dan kebinasaan. Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya sehingga hari Kiamat kerana kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga dia menganggap dan memandang rendah Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah SWT.

Sumber : Wikipedia

Sabtu, 27 November 2010

Meraih Ridha Allah

 



“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar: itu adalah keberuntungan yang besar (At Taubah 72).”
Dari surat At Taubah 72 di atas, Allah menginformasikan kepada kita bahwa Mukmin laki-laki dan perempuan dijanjikan-Nya untuk mendapatkan surga dan tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan Allah tegaskan lagi bahwa ridho Allah, jauh lebih besar, lebih utama dan lebih penting daripada surgaNya. Ridho Allah itu adalah keberuntungan yang besar. Itulah sebabnya, salah satu yang kita cari dalam hidup ini adalah mendapatkan ridho Allah. Karena dengan ridho Allah, kita akan selamat di dunia dan akhirat, akan bahagia di dunia akhirat, insyaAllah.

Mungkin ini jugalah yang menyebabkan seorang sufi wanita terkenal, Rabi’ah al-Adawiyah, melantunkan salah satu doanya yang sangat fenomenal, dan sering dikutip dalam beberapa buku. Antara lain isi do’anya tersebut: “Ya Allah, yang aku cari dalam hidupku ini adalah ridho-Mu. Seandainya aku beribadah hanya karena ingin masuk ke dalam surgaMu maka jangan Engkau masukkan aku ke dalam surgaMu. Begitu juga seandainya aku menjauhi maksiat, dosa, hanya karena takut dengan nerakaMu, maka masukkan aku ke nerakaMu. Karena yang aku cari dalam hidupku bukan  surga dan juga bukan menjauhi neraka, tapi mendapatkan ridhoMu. Bagiku yang terpenting adalah ridhoMu. Kalalulah aku masuk ke dalam nerakaMu tapi Engkau ridho maka ini jauh lebih aku sukai daripada aku masuk surga tapi Engkau tidak ridho. Karena yang terpenting bagiku adalah ridoMu”.

Persoalannya adalah, bagaimana caranya mendapat ridho Allah dalam hidup kita ini.

Radhiallohu ‘anhuma wa radhu’anhu
Dalam Al Qur’an surat Bayyinah ayat 8, Allah berfirman: “…Allah ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepadaNya”

Dari sini kita tahu bahwa kalau ingin mendapatkan ridho Allah maka kita harus terlebih dahulu ridho dengan apapun yang Allah berikan, yang Allah tetapkan untuk kita.
Yang dimaksud ridho disini tidak hanya sekedar menerima apa yang diberikan Allah, apa yang ditetapkan Allah, tapi menyukai apapun yang diberikan Allah. Tanpa pilih-pilih. Sehat ridho, sakit juga ridho. Usaha sukses ridho, bangkrut juga ridho. Sukai apapun yang diberikan Allah. Inilah ridho.

Masalah kita selama ini, hanya menyukai apa yang disenangi oleh hawa nafsu kita. 

Padahal Allah sudah memberitahukan di dalam surat al Baqarah 216: “Telah diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu; Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Dari ayat 216 surat Al Baqarah di atas, Allah ingin memberitahu bahwa tidak selamanya sesuatu yang kita senangi baik untuk kita. Bisa saja sesuatu yang kita benci itu justru malah baik bagi kita. Jadi, kalau menginginkan ridho Allah tidak ada cara lain, kecuali menyukai semua takdir, ketetapan, pemberian Allah. Tanpa kecuali. Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Kita tidak tahu apa-apa tentang apa yang terbaik untuk diri kita. Dan inilah cara pertama mendapatkan ridho Allah.

Cara kedua, bagaimana mendapatkan ridho Allah, adalah dengan berpikir positif terhadap Allah.
Salah satu diantara nama Allah dalam Asmaul Husna adalah ar Rahman dan ar Rahim. Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kalaulah kita yakin, seyakin-yakinnya bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka tidak akan pernah kita mengeluh, gelisah, khawatir, dalam hidup ini. Karena Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tidak akan mungkin mendzolimi, menyengsarakan dan membuat menderita hambaNya. Masalahnya, kita saja yang kadang-kadang tidak yakin bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik untuk kita. Padahal Allah sudah janji dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 191: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa  neraka.”
Ayat ini ingin menyampaikan pesan kepada kita bahwa apapun yang diberikan Allah kepada kita, apapun yang ditetapkan Allah untuk kita, tidak ada yang percuma. Tidak ada yang sia-sia. Pasti semua ada hikmahnya. Ada manfaatnya. Karena Allah berpantang melakukan yang bathil. Berpantang berbuat sia-sia. Bahkan Allah tegaskan lagi, ‘subhaanaka’, Maha Suci Engkau, artinya Allah terlalu suci untuk berbuat yang bathil, yang sia-sia. Allah ingin mengatakan bahwa apapun yang Allah takdirkan untuk hambaNya semata-mata demi kebaikan si hambaNya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak berpikir positif kepada Allah. Apalagi firman Allah dalam hadis qudsi: “ Aku tergantung persangkaan hambaKu kepadaKu.”
Artinya, kalau kita berpikir positif terhadap Allah, maka yang akan Allah tetapkan untuk kita pasti hal-hal yang positif, yang baik-baik. Dan itu artinya Allah ridho dengan kita.

Cara ketiga untuk mendapat ridho Allah adalah dengan mensyukuri nikmat Allah. Bersyukur terhadap nikmat Allah salah satu bentuk cara menghargai anugerah Allah untuk kita. Kenapa kita harus bersyukur kepada Allah? Antara lain karena semua yang kita miliki sekarang ini adalah dari Allah. Seperti firman Allah dalam surat An Nahl 53: “Dan apa saja nikmat yang pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.”
Kemudian masih dalam surat yang sama, An Nahl ayat 114. Allah berfirman: “Dan bersyukurlah dengan nikmat Allah.”

Jadi bersyukur kepada Allah itu, disamping perintah Allah, seperti yang disebutkan dalam An-Nahl 114 diatas, juga sebagai salah satu cara untuk mendapatkan tambahan nikmat Allah lainnya. Sebagaimana Allah sebutkan dalam Ibrahim ayat 7: “Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur dengan nikmat Allah yang sudah ada, maka akan Allah tambahkan nikmat yang belum ada. Tapi jika tidak bersyukur atau kufur, maka azabKu sungguh sangat pedih.”

Dan yang lebih dahsyat lagi ketika Allah berjanji kepada orang-orang yang beryukur adalah, sewaktu Allah berfirman dalam surat az Zumar ayat 7: “Dan jika kamu bersyukur Allah ridho padamu”.

Apalagi yang lebih hebat daripada mendapatkan ridho Allah? Dan itu bisa kita dapatkan dengan bersyukur kepada Allah. Padahal mendapat ridho Allah sesuatu yang sangat penting, besar, utama, sebagaimana yang telah dikutipkan dalam tulisan ini.

Akhirnya, semoga Allah jadikan kita hambaNya yang selalu mendapat ridhoNya. Agar kita bahagia dunia-akhirat. Amiin.
Drs. H. Bakhrim Ma’as