Personality Plus oleh Florence Littauer merupakan salah satu referensi yang lumayan populer, termasuk di Indonesia. Saya sendiri mulai mengenal model profiling (pengelompokan berdasarkan kriteria tertentu) ini sejak lebih dari 10 tahun yang lalu dan telah merasa cukup efektif dalam memanfaatkannya.
Saya kira banyak di antara kita yg masih bertanya-tanya; cukup valid kah sebenarnya model profiling ini? Ini ada karena hasil riset atau gimana? Ilmiah apa nggak sih? Siapa sih yg menciptakannya?
Personality Plus adalah brand yang dimiliki dan dipopulerkan oleh Florence Littauer melalui bukunya yang berjudul Personality Plus. Saya akan menggunakan istilah itu untuk mengacu pada teori kepribadian dan temparemen.
Asal Muasal Personality Plus
Adalah Hiprocrates (460-370 S.M.) yang dikenal sebagai orang yg mempopulerkan model profiling ini untuk pertama kalinya. Dia menyatakan bahwa bahwa kesehatan dan karakter kita didasarkan atas keseimbangan empat jenis cairan tubuh; darah merah, phlegm (respiratory secretions), yellow bile / empedu kuning dan black bile / empedu hitam. Setiap temparemen merupakan hasil atau akibat dari jumlah satu cairan tubuh yang lebih banyak ketimbang yang lain.
- Predominan darah merah ketimbang yg lain menghasilkan tubuh yg bersifat sanguine.
- Predominan empedu kuning menyebakan tubuh yg bersifat koleris.
- Predominan empedu hitam menyebabkan tubuh yg bersifat melankolis
- Predominan cairan pernafasan menyebabkan tubuh yang bersifat phlegmatis
Personality Plus dalam Islam
Adalah Ibnu Sina (980-1037) – seorang dokter sejak 16 tahun, yg juga adalah pionir di bidang pengobatan psikofisiologi dan psikosomatik – yang mengembangkan teori Hippocrates sehingga meliputi aspek emosional, kapasitas mental, perilaku moral, self-awareness, pergerakan dan juga mimpi. Ilmuwan yg memiliki prinsip “I prefer a short life with width to a narrow one with length” ini menuliskan perihal tersebut semisal dalam bukunya yang termasyhur The Canon of Medicine. Buku itu adalah yang menjadikan Ibnu Sina disebut sbg pencetus pertama teori psikoanalisa abad 20.
Dalam Al Qur’an, Tuhan mendeskripsikan manusia sbg yg tercipta dari air (As Sajdah; 32:8) yang memiliki sifat dingin & basah; bumi (Al Imron; 3:59) yang memiliki sifat dingin dan kering; tanah liat mentah (raw clay) (Al A’raaf; 7:12), yang memiliki sifat panas & basah; dan juga tanah kering spt tembikar (sounding clay) (55:14), yang memiliki sifat panas dan kering. Jika saja saya paham bahasa arab, tentu saya akan bisa menjelaskan arti jelas tiap kata yg jadi referensi tsb.
Meskipun Tuhan telah menciptakan setiap manusia dengan keempat elemen tersebut, namun hasil penelitian para praktisi kesehatan menunjukkan bahwa setiap orang biasanya memiliki sebuah elemen yang dominan. Istilah panas dan dingin ini kemudian juga banyak ditemukan di hadits dalam konteks penyebutan sifat makanan. Segala informasi ini kemudian dijadikan dasar bagi ilmuwan muslim seperti Ibnu Sina untuk mengembangkan ilmu kesehatan berbasis keunikan temparemen.
Secara mendasar, Ibnu Sina menggolongkan tipe temparemen menjadi empat:
- Sanguinis yang dicirikan oleh sifat panas & lembab (hot & moist)
- Koleris yang dicirikan oleh sifat panas & kering (hot & dry)
- Melankolis yang dicirikan oleh sifat dingin & kering (cold & dry)
- Phlegmatis yang dicirikan oleh sifat dingin & lembab (cold & moist)
Dalam perkembangannya, Ibnu Sina lalu menggambarkan atau mensimbolkan karakteristik temparemental dari dingin, panas, lembab dan kering dalam bentuk istilah elemen Tanah, Api, Air, dan Udara. Belakangan ini kita kemudian mendengar, hanya Sang Avatar saja lah yang mampu menguasai keempat elemen Ibnu Sina tersebut; hanya dia yang bisa menghentikan Bangsa Api yang kejam dari penguasaan atas dunia. Oleh karena itu lah maka dunia berharap pada Aang, the last airbender
Dan Aang yg kekuatan elemen dasarnya adalah udara ternyata memang seorang sanguinis, bukan?
- Sanguinis – Elemen Udara
- Koleris – Elemen Api
- Melankolis – Elemen Bumi
- Phlegmatis – Elemen Air
Familiar dengan futon rasenshuriken nya Naruto? Naruto adalah pemegang elemen Angin (futon) yang katakanlah juga bisa disebut elemen udara. Dang, Naruto yang super rame ternyata memang seorang sanguine tulen. Dan lantas bagaimana dengan Sasuke yang selalu bersikeras dg caranya sendiri, yakni sang koleris? Well, lihat saja jutsu Sasuke; Katon, Goukakyu no Jutsu atau Katon, Housenka no jutsu . Well, ternyata dia memang pemegang elemen api Sementara Yamato -guru Naruto sbg pengganti Kakashi- dengan Mokuton ability-nya mampu menggunakan elemen Air dan Bumi. Dia ndak rame kayak Naruto. Karena elemen karakternya adalah Melankolis Phlegmatis
Lebih jauh lagi, Ibnu Sina juga mensimbolkan empat temparemen dalam bentuk musim. Namun bukan sekedar mensimbolkan, namun Ibnu Sina juga mengungkapkan bahwa kesehatan pemilik temparemen tertentu dipengaruhi oleh musim tsb.
- Sanguinis – Spring / musim semi
- Koleris – Summer / musim panas
- Melankolis – Autumn / musim gugur
- Phlegmatis – Winter / musim dingin
Ilmuwan muslim lain yang menggunakan teori temparemen ini adalah Abu Bakar Muhammad Zakariyya Al Razi (865 SM), Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (1292), dan juga Al Jalalu’d-Din Abdur Rahman Ibnu Bakar as-Suyuti (1445). Kesemuanya berbicara banyak tentang temparemen dan bagaimana para praktisi bisa menyembuhkan mereka yang sakit dg menyeimbangkan temparemen.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW sendiri model pengobatan berbasis temparemen juga populer dilakukan. Metode pengobatan yg disebut di hadits seperti bekam/cupping (medical practice in which a cupping glass was used to increase the blood supply to an area of the skin) dan cautery (the process or action of sealing a wound or destroying abnormal or infected tissue by burning) juga disebut sebagai metode untuk mengembalikan keseimbangan berbasis model temparemen.
Personality Plus di dunia barat
Sebagian besar orang barat awalnya susah untuk menerima sistem pengobatan berbasis temparemen ini karena mereka selalu terpaku pada prinsip “everyone must be the same to be equal or right”. Para penulis Kristen yang mengeksplorasi sistem temparemen ini pun kebanyakan ditolak oleh pihak gereja yang menolak ajaran2 yang berasal selain dari Bibble mereka. Namun dengan sekularitas yang kian merebak, kian banyak lah ilmuwan dan penulis barat yg mengeksplorasi dan mempopulerkan gagasan yang dimatangkan oleh Ibnu Sina ini.
Dalam perkembangannya,model personality disebut dipengaruhi oleh neurotransmitter dari sistem simpatetik dan para simpatetik.
- Noradrenaline. Neurotransmitter ini secara otomatis membuat badan bersemangat dan membuat diri ndak bisa diam.
- Sanguine (Dopamine). Sebabkan seseorang punya keinginan besar untuk having fun.
- Choleric (Adrenalin). Sebabkan seseorang punya keinginan besar untuk merampungkan tugas dg cepat. Workaholics.
- Acetylcholine. Neurotransmitter ini secara otomatis menenangkan tubuh.
- Melancholy (Oxytocin). Sebabkan seseorang punya keinginan besar untuk membangun relationship atas dasar trust.
- Phlegmatic (Serotonin). Sebabkan seseorang punya keinginan besar untuk slow down, fokus dan merasa tercukupi.
Sehingga penulis2 barat pun kemudian mengembangkan teori ini bukan hanya dalam konteks pengobatan namun juga pengembangan karakter diri. Penulis2 itu semisal adalah Tim LaHaye, (Spirit-Controlled Temperament (1967); Transformed Temperaments (1971); dan Why You Act the Way You Do (1984)), lalu juga Charles Stanley, Larry Burkett, John G. MacArthur, dan tentu saja Florence Littauer, penulis buku Personality Plus.
Bahkan Winnie The Pooh juga menggunakan model temparemen ini untuk menggambarkan tokoh-tokohnya. Pooh adalah melankolis, Rabbit adalah koleris, Tigger adalah sanguinis, dan Eeyore adalah phlegmatis. Dalam Charlie Brown comic strip; Lucy adalah seorang koleris, Snoopy adalah seekor sanguinis, Charlie Brown adalah seorang phlegmatis, dan Linus adalah seorang melankolis. Novel The Celestine Prophecy oleh James Redfield dan juga Who Moved My Cheese oleh Spencer Johnson, M.D. juga menggunakan sistem ini dalam menggambarkan watak dan tokoh dalam tulisannya.
Sumber : http://akhmadguntar.com/aang-sang-avatar-naruto-dan-asal-muasal-personality-plus.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar